Penetrasi TI

sumber gambar: google.com

Dunia berubah dengan sangat cepat. Penetrasi teknologi informasi sungguh luar biasa dalam mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakat dewasa ini. Perkembangan TI telah merubah pola pikir, tingkah laku dan tatanan kehidupan masyarakat. Bagi banyak kalangan, TI ibarat dewa penolong yang bisa digunakan untuk apa saja dalam menyelesaikan aktivitasnya. Tapi dilain pihak, perkembangan Ti juga membawa dampak sosial di tengah masyarakat yang kadang tanpa disadari telah meluluhlantakkan pola hubungan sosial di masyarakat. Tulisan ini hanya sebatas goresan kata-kata sebagai buah pikiran dan angan-angan penulis yang ikut merasakan dampak penetrasi TI. Semoga kita dapat dengan bijak memanfaatkan perkembangan dan kemajuan ini. Allohumma amin.

Sudo Tanpa Password

sumber gambar: linuxandlife.com

Biasanya, saat menjalankan suatu perintah di terminal linux, kita diminta memasukkan password untuk autentikasi. Contoh umumnya adalah ketika kita menjalankan command sudo apt-get update atau sudo apt-get install, kita akan dimintai memasukkan password.

Pertanyaannya, bisakah kita mem-bypass atau melewati proses memasukkan password, namun command tetap berjalan dan hak akses superuser bisa didapat? Jawabannya, bisa. Akan tetapi memberikan akses superuser tanpa password bisa berbahaya! Tapi untuk pengecualian atau keperluan tertentu boleh juga langkah ini dilakukan.

Hibernate Debian

sumber gambar: bbs.archlinux.org

Setelah berpindah ke debian, ada banyak hal memuaskan yang kurasakan, hanya saja masih ada yang terasa kurang yaitu hibernate dan resume yang kurang sempurna..hibernate di debian bisa saja berjalan dengan baik tetapi ketika resume dari hibernate itu, ada kemungkinan jendela2 yang terbuka sebelum melakukan hibernate tiba2 gak ada semua....dengan kata lain percuma dilakukan hibernate...Nah setelah masuk forum sana-sini, Alhamdulillah menemukan cara agar resume hibernate berjalan sempurna..gini caranya:

Aku Pindah ke Debian

sumber gambar: iconspedia.com

Sudah sangat lama tidak buka blog ini. Memasuki semester terakhir di bangku S2 aku mencoba menuliskan sekelumit pengalaman baru terkait otak-atik linux. Beberapa artikel sebelumnya aku kebanyakan mengulas tentang Ubuntu, karena Ubuntu memiliki dukungan paket yang melimpah membuatku lebih banyak meng-otak/i Ubuntu -meskipun sebenarnya aku pecinta semua distro linux-. Sayang sekali, beberapa versi terakhir setelah 10.04 LTS, Ubuntu tidak lagi membuatku gembira seperti dulu, terutama karena mengusung tampilan DE Unity yang menurutku justru membuat ribet dan tidak secepat dulu, yang pada akhirnya membuatku beralih ke moyangnya Ubuntu, yaitu Debian.